1. Zoom In Pivot
zoom-in pivot adalah perubahan strategi dengan fokus pada produk/layanan yang dimiliki. Hal ini tentu dilakukan dengan berbagai pertimbangan, seperti misalnya dengan memfokuskan pada lebih sedikit produk, maka kualitas yang dihasilkan bisa lebih meningkat.
Contoh dari bisnis yang mengambil langkah zoom in pivot ini adalah Sooca Design. Sebelum fokus pada layanan desain grafis, dengan nama Becakmabur, perusahaan ini memberikan berbagai layanan desain komunikasi visual mulai dari branding strategi, hingga jasa dokumentasi video. Begitu banyak portfolio layanan membuat tim rancu dan tidak fokus dalam layanan, sehingga memutuskan membuat Sooca Design yang hanya fokus ke jasa desain grafis, bahkan kini difokuskan lagi ke Editorial Design Agency di Indonesia.
2. Zoom Out Pivot
Berbeda dengan zoom in, zoom out adalah strategi perubahan dengan menambah fitur produk atau layanan. Jika diperhatikan cukup banyak bisnis yang memiliki strategi perubahan zoom out ini, bisa jadi karena dengan berjalannya waktu, sebuah bisnis semakin mampu membaca berbagai peluang lain yang dibutuhkan dari para konsumennya, yang tentunya masih terkait dengan produk eksisting mereka.
Contohnya antara lain Go-Jek, yang sekarang memiliki berbagai brand layanan GO-food, GOpay dan sebagainya dimana sebelumnya berfokus pada layanan ride-sharing kini bahkan menyediakan platform streaming konten film dan video on-demand bernama GoPlay.
3. Customer Segment Pivot
Berbeda dengan 2 perubahan di poin pertama dan kedua yang lebih menekankan pada produk, customer segment pivot ini lebih menekankan pada segmentasi konsumen. Contoh yang paling menarik adalah Yamaha Mio, di mana pada awalnya adalah motor untuk wanita, namun fakta memperlihatkan bahwa malahan segmentasi pria yang mulai banyak suka.
Dalam hal ini, Mio melakukan customer segment pivot dari segmentasi wanita ke segmentasi pria. Malahan brand Mio dikembangkan ke dengan strategi sub-brand untuk konsumen wanita dan konsumen pria, dengan berpegang pada visi Mio sebagai kategori Motor Matic.
4. Business Architecture Pivot
Business Architecture Pivot adalah perubahan dari B2B ke B2C atau sebaliknya. Hal ini cukup sering ditemui, misalnya saja sebuah toko layanan printing yang awalnya ditujukkan untuk mahasiswa (retail), tetapi lebih sering mengerjakan orderan dari kantor-kantor Bank (b2b) misalnya, atau perusahaan grosir yang sudah cukup berpengalaman menguasai akses pasar kemudian membuka gerai Toko Retail Moderen berjaringan karena bisa lebih memaksimalkan keuntungan.